Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya Tetapkan Tersangka Pembunuh Kacab BRI, Crazy Rich Jambi Dalangnya

Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya Tetapkan tersangka Pembunuh Kacab BRI, Crazy Rich Jambi Dalangnya

Reporter: Tim | Editor: Ulun Nazmi
Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya Tetapkan Tersangka Pembunuh Kacab BRI, Crazy Rich Jambi Dalangnya
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi || Dok Ytb

KABAR18.COM — Polda Metro Jaya menetapkan 15 orang sebagai tersangka kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu BRI Cempaka Putih, Jakarta, Muhammad Ilham Pradipta.

“Polda Metro Jaya menangkap 15 orang tersangka tersebut melalui dua unit. Subdit Jatanras menangkap sembilan tersangka, sedangkan Subdit Resmob menangkap enam tersangka,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi.

Baca Juga: Wali Kota Jambi Dukung Penuh Presisi Merdeka Run 2025

Menurut Ade Ary yang baru saja mendapat promosi jabatan baru sebagai Karo Multimedia Divisi Humas Polri, polisi mengelompokkan para tersangka dalam empat klaster peran. 

Aktor intelektual, bertindak sebagai otak perencanaan penculikan dan pembunuhan, adalah DH, YJ, AA, dan C.

Baca Juga: Sekda Muaro Jambi Budi Hartono Hadiri Acara Pendidikan dan Pelatihan Paskibraka Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2025

Kemudian, klaster pembuntut, yang bertugas memantau atau mengikuti korban. Lalu ada klaster penculik, bertugas menculik korban, yaitu AT, RS, RAH, RW. Terakhir, klaster eksekutor, pelaku yang menewaskan dan membuang jenazah korban.

Para aktor intelektual, DH, YJ, dan AA, ditangkap di Solo, Jawa Tengah, pada 23 Agustus 2025. Tersangka C ditangkap di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, 24 Agustus 2025.

Baca Juga: TP PKK Muaro Jambi Gelar Kegiatan Pembinaan Terpadu di Kecamatan Sekernan

Sementara, pelaku penculikan, AT, RS, dan RAH, ditangkap di Jakarta Pusat, dan RW ditangkap saat hendak melarikan diri di Bandara Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pihak Polda Metro Jaya menegaskan bahwa proses pemeriksaan dilakukan secara cermat, mendalam, dan berdasarkan prosedur. Informasi dan keterangan dari masing-masing tersangka dicocokkan secara hati-hati.

Kepolisian menyatakan motif di balik penculikan dan pembunuhan masih dalam proses pendalaman, dan belum dibeberkan ke publik, demi memastikan akurasi dan keseluruhan fakta.

Salah satu aktor intelektual, DH, seorang pengusaha, sekaligus mahasiswa pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM). Pihak UGM telah menonaktifkan status akademiknya untuk semester gasal 2025/2026, menyusul penetapan status tersangka.

Polisi masih mendalami motif pembunuhan ini. Hasil autopsi menyebut, korban meninggal akibat kekurangan oksigen (hipoksia), karena tekanan benda tumpul pada leher dan dada.

Crazy Rich Jambi ke Kursi Tersangka

Nama DH kini menghiasi pemberitaan nasional. Ia bukan lagi dikenal sebagai pengusaha muda sukses, atau mahasiswa pascasarjana di salah satu universitas ternama, tapi sebagai aktor intelektual di balik kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu BRI Cempaka Putih, Mohammad Ilham Pradipta.

DH berasal dari Jambi. Ia merantau ke Yogyakarta untuk melanjutkan studi. Sosoknya tercatat sebagai mahasiswa Magister Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM.

Di luar dunia akademik, DH membangun bisnis platform bimbingan belajar daring (edutech). Keberhasilan mengembangkan usaha membuatnya dikenal di kalangan pengusaha muda. Gaya hidupnya terkesan mewah dan berlimpah harta. DH mendapat julukan Crazy Rich Jambi.

Julukan ini sekaligus mengangkat namanya di media sosial. Ia sempat dianggap sebagai representasi generasi muda Jambi yang berani berbisnis dan menempuh pendidikan tinggi.

Citra positif itu berubah drastis, setelah polisi mengungkap perannya dalam kasus Ilham Pradipta. Ia diduga menjadi salah satu otak yang mengatur perencanaan penculikan, menyusun strategi, hingga menggerakkan orang-orang yang akhirnya mengeksekusi korban.

Dalam struktur kelompok, polisi membagi peran para pelaku dalam empat kategori: aktor intelektual, pembuntut, penculik, serta eksekutor penganiayaan dan pembuangan jenazah. DH berada di lapisan paling atas, aktor intelektual.

DH ditangkap bersama dua orang lainnya, di Solo, 23 Agustus 2025. Penangkapan itu menandai runtuhnya tirai misteri siapa dalang di balik pembunuhan tragis ini.

Meski polisi sudah menetapkan 15 tersangka, termasuk DH, motif pembunuhan masih didalami. Dugaan sementara berkaitan dengan masalah bisnis atau keuangan, namun pihak kepolisian belum mengumumkan hasil penyidikan secara resmi.

Reaksi Kampus dan Publik

UGM merespons cepat dengan menonaktifkan status akademik DH. Pihak kampus menegaskan, penonaktifan itu dilakukan demi menjaga nama baik institusi, dan memberi ruang bagi proses hukum yang tengah berjalan.

Di media sosial, publik terbelah. Sebagian terkejut, karena sosok yang selama ini dianggap teladan anak muda, justru terjerat kasus kriminal berat. Sebagian lain menyayangkan bagaimana kekayaan dan kecerdasan akademik tidak menjamin arah hidup seseorang.

Kini DH bukan lagi dibicarakan sebagai pengusaha sukses, atau mahasiswa pascasarjana yang cemerlang. Ia menjadi simbol kejatuhan dramatis: dari crazy rich Jambi ke kursi tersangka pembunuhan.

Kasus ini masih bergulir di meja penyidik. Publik menanti jawaban, apa sesungguhnya yang mendorong seorang pengusaha muda dengan segudang peluang masa depan, memilih jalan gelap hingga merenggut nyawa orang lain? ***

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Kabar Lainnya

Kabar Lainnya